Ketapang laut (Terminalia catappa) adalah salah satu pohon khas kawasan tropis yang sangat mudah dikenali dari bentuk tajuknya yang melebar seperti payung. Pohon ini tumbuh subur di daerah pesisir dan sering dijadikan peneduh alami berkat daunnya yang lebar serta percabangannya yang tersusun rapi bertingkat.
Secara morfologi, ketapang laut memiliki daun besar berbentuk oval yang berubah warna sebelum gugur—mulai dari hijau, kuning, hingga merah kecokelatan—memberikan keindahan tersendiri yang jarang ditemukan pada pohon pantai lainnya. Batangnya tegak dan kokoh, sedangkan buahnya berbentuk lonjong pipih dengan cangkang keras dan berisi biji yang dapat dimakan setelah diolah. Biji ketapang dikenal memiliki rasa gurih dan sering disamakan dengan kacang almond lokal.
Di lingkungan pesisir, ketapang laut memegang peranan penting. Akar yang kuat membantu menahan erosi, sementara tajuknya memberikan perlindungan dari angin laut yang kencang serta radiasi matahari. Tidak hanya itu, kehadiran pohon ini menjadi habitat bagi berbagai jenis burung dan serangga, menjadikannya bagian penting dari ekosistem pantai.
Dalam budaya masyarakat pesisir, ketapang laut sering ditanam di sepanjang pantai, halaman rumah, atau area rekreasi sebagai pohon peneduh. Daunnya yang gugur bahkan dimanfaatkan dalam akuatik, terutama untuk pemeliharaan ikan hias, karena dapat menurunkan pH air dan memiliki sifat antibakteri alami.
Menurut IUCN, ketapang laut berada pada kategori Least Concern (LC), yang berarti tidak termasuk spesies terancam punah. Meski demikian, konservasi tetap diperlukan mengingat banyaknya perubahan lahan di kawasan pesisir yang dapat mengganggu habitat alaminya.
Dengan manfaat ekologis, estetika, dan budaya yang dimilikinya, ketapang laut bukan hanya sekadar pohon pantai—melainkan penjaga alami pesisir tropis yang patut dilestarikan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar